Seminar Internasional & Musyawarah Nasional APHI IX
Di tengah persaingan ekonomi dunia yang semakin ketat, penting bagi Indonesia untuk terus menggali sumber ekonomi alternatif bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Ekonomi kreatif yang mengandalkan inovasi dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual, telah menjadi salah satu harapan potensial bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing bangsa di pasar global.
Di banyak negara, industri kreatif telah mampu mendongkrak perekonomian dan menciptakan lapangan kerja. Selain itu industri kreatif juga memunculkan banyak peluang bisnis baru dan mendongkrak devisa negara.
Adapun sektor-sektor dalam industri kreatif di Indonesia antara lain adalah periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antic, kerajinan, desain, desain fesyen, video, film dan fotografi, permainan interaktif, music, seni pertunjukan, penerbitan & percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi & radio, serta Riset dan Pengembangan.
Pada konferensi internasional yang diadakan World Intellectual Property Organization (WIPO) pada 29-30 Oktober 2007 tentang peran kekayaan intelektual dalam industri kreatif, disepakati bahwa kekayaan intelektual adalah elemen penting dalam memanfaatkan nilai dan mengamankan pembangunan berkelanjutan dalam industri kreatif. Lebih lanjut, menggarisbawahi perlunya mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan dampak dari kekayaan intelektual pada sektor dinamis ini yang mendukung identitas budaya dan secara signifikan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan penciptaan kekayaan.
Pentingnya industri kreatif dan peran kekayaan intelektual dalam perkembangan perekonomian telah menarik perhatian bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia. Sebagai salah satu negara yang kaya dengan sumber daya alam, sumber daya manusia serta budaya; maka peluang Indonesia dalam menggali sumber ekonomi melalui industri kreatif terbuka lebar. Komunitas lokal Indonesia, yang selama ini telah memainkan peran penting dalam kehidupan industri kreatif perlu untuk lebih diberdayakan.
Sistem kekayaan intelektual perlu lebih diperkenalkan agar kreativitas mereka sebagai sumber daya tak terbatas memperoleh pengakuan dan perlindungan yang memadai. Industi kreatif di Indonesia, sekalipun memainkan peranan penting dalam perkembangan perekonomian bangsa, namun diakui masih memiliki beberapa hambatan dan belum berkembang dengan pesat terutama di lingkungan masyarakat lokal.
Oleh karena itu, para pengajar hak kekayaan intelektual diharapkan berkontribusi dengan memberikan pemikiran dan gagasan baru melalui forum ilmiah Seminar Internasional dan Musyawarah Nasional Asosiasi Pengajar Hak Kekayaan Intelektual (APHKI) dengan mengusung tema “Enhancing Creativity And Empowering Local Community Under Intellectual Property System To Support Creative Industries”.
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 Agustus 2018 di Hotel Mercure Pontianak. Acara dimulai dengan kata sambutan dari Ketua APHKI Prof. Dr. H. OK Saidin, S.H., M.Hum. dan dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik Dr. Aswandi mewakili Rektor Universitas Tanjungpura.
Adapun bertindak sebagai keynote speaker adalah Direktur Merek dan Indikasi Geografis dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Bapak Fathlurachman, S.H., M.M.
Kegiatan utama terdiri dari tiga sesi, Plenary Session 1 diisi oleh Prof. Irene Calboli dari S & M Texas University USA, Prof Nazura Abdul Manap dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Prof. Agus Sardjono dari Universitas Indonesia dan Dr. Henry Soelistyo, S.H., LL.M. dari Unviersitas Pelita Harapan. Bertindak sebagai moderator pada plenary 1 adalah Dr. Budi Hermawan Bangun, S.H., M.Hum. Pada sesi plenary 2, pembicara terdiri dari Prof. Dr. Adi Sulistiyono, S.H., M.H. dari Universitas Sebelas Maret, Prof. Dr. H. OK Saidin, S.H., M.H., dari Universitas Sumatera Utara dan Prof. Tomi Suryo Utomo, S.H., LL.M., Ph.D dari Universitas Janabadra. Bertindak sebagai moderator pada plenary 2 adalah Dr. Aktris Nuryanti, S.H., M.Hum. Sesi terakhir merupakan sesi panel yang diisi oleh kurang lebih 30 orang pemakalah.
[learn_press_profile]