
Forum Rektor Indonesia 2025: Untan Perkuat Agenda Transformasi Pendidikan Tinggi Berbasis Inovasi
Pontianak — Forum Rektor Indonesia (FRI) menekankan pentingnya transformasi perguruan tinggi menjadi pusat pertumbuhan pendidikan berbasis inovasi. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua FRI, Prof. Dr. Garuda Wiko, S.H., M.Si., dalam rangkaian Konvensi Kampus XXX dan Temu Tahunan XXVI FRI 2025 yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat.
Menurut beliau, forum tahun ini diharapkan menjadi tonggak perubahan (milestone) bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk bergeser dari kultur sebagai user menuju inventor. Perguruan tinggi didorong memperkuat perannya sebagai pusat inovasi yang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan kompetensi masa depan.
Pada penyelenggaraan FRI tahun ini, Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak menjadi tuan rumah, menghadirkan pertemuan strategis bertema:
“Perguruan Tinggi sebagai Pusat Pertumbuhan Berbasis Inovasi: Relevansi Pendidikan Tinggi dan Industrialisasi Menuju Indonesia Emas.”
Dalam forum ini, para pemimpin perguruan tinggi menegaskan kembali pentingnya kolaborasi erat antara regulator, akademisi, dan industri agar pendidikan tinggi tetap relevan dengan dinamika dunia kerja dan kebutuhan industri nasional.
Prof. Garuda Wiko menyampaikan bahwa penguatan ekosistem pendidikan tinggi menjadi langkah krusial dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. FRI dipandang sebagai ruang strategis bagi perguruan tinggi untuk memperkuat kontribusi akademik terhadap pertumbuhan ekonomi, pembangunan nasional, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Konferensi FRI 2025 menghadirkan beragam agenda, mulai dari seminar nasional, Konvensi Kampus XXX, hingga Temu Tahunan XXVI, dengan partisipasi lebih dari 180 pimpinan perguruan tinggi negeri, swasta, dan keagamaan yang mewakili lebih dari 100 institusi di Indonesia. Forum ini turut membahas program kerja, penyempurnaan AD/ART, serta penyusunan rekomendasi strategis FRI untuk periode 2025–2026.
Prof. Garuda berharap forum ini menjadi kesempatan untuk memperkuat relevansi kurikulum, mendorong budaya inovasi di lingkungan kampus, dan mempererat hubungan perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Beliau menegaskan, hanya melalui transformasi menyeluruh—di mana regulator, akademika, dan industri berada dalam satu ekosistem yang saling menghidupkan—perguruan tinggi dapat menjawab tantangan global dan memberikan kontribusi signifikan terhadap percepatan pembangunan nasional.



